Rabu, 10 November 2010

karakteristik peta konsep




Karakteristik Peta Konsep
Posted: 5 Mei 2010 by chekie in Peta Konsep Pembelajaran
Tag:concept map, Karakteristik Peta Konsep
0

c. Karakteristik Concept Map
Salah satu perangkat pengorganisasian bahan ajar disebut dengan “Concept Map” atau peta konsep. Dalam konteks pengorganisasian bahan ajar guna persiapan mengajar untuk satu semester tertentu, Concept Map dapat digunakan sebagai cara untuk membangun struktur pengetahuan para guru dalam merencanakan bahan ajar.
Desain bahan ajar berdasarkan concept Map ini memiliki karakteristik khas. Pertama, ia hanya memiliki konsep-konsep atau ide-ide pokok (sentral, mayor, utama), kedua, ia memiliki hubungan yang mengaitkan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Ketiga, ia memiliki LABEL yang membunyikan arti hubungan yang mengaitkan antara konsep-konsep. Keempat, desain itu terwujud sebuah DIAGRAM atau PETA yang merupakan satu bentuk representasi konsep-konsep atau materi bahan ajar yang penting.
Concept Map sebagai satu tekhnik telah digunakan secara ekstensif dalam pendidikan. Tekhnik Concept Map ini diilhami oleh teori belajar asimilasi kognitif (subsumpition) David P. Ausubel yang mengatakan bahwa belajar bermakna (meaningful learning) terjadi dengan mudah apabila kosep-konsep baru proses balajar terjadi bila siswa mampu mengasimilasi pengetahuan yang ada dia miliki dengan pengetahuan yang baru.
Dengan mengambil ide dari teori asimilasi Ausubel, Novak mengembangkan teori ini dalam penelitiannya tentang siswa pada tahun 1974 dan ia menghasilkan Concept Map sebagai suatu diagram yang berdemensi dua yaitu analog dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya mengidentifikasi butir-butir utama (konsep-konsep), tetapi ia juga menggambarkan hubungan-hubungan antara konsep-konsep utama itu sebagaimana banyak kesamaan garis-garis yang menghubungkan antara kota-kota besar yang tergambarkan dengan jalan-jalan utama dan jalan bebas hambatan. Pengembangan teori ini didukung dengan mempertimbangkan tiga faktor kunci, yaitu:
1. Belajar bermakna melibatkan asimilasi konsep-konsep baru dan proposisi-proposisi ke dalam bangunan struktur kognisi yang memodifikasi struktur-struktur itu,
2. Pengetahuan adalah terorganisasi secara hirarkis di dalam struktur kognisi dan banyak informasi baru melibatkan subsumption konsep-konsep dan proposisi-proposisi ke dalam hirarkis yang ada, dan
3. Pengetahuan yang diperoleh dengan hapalan TIDAK akan tersimilasi ke dalam bingkai kognisi yang ada dan tidak akan memodifikasi bingkat proposisi yang ada.
Berdasarkan teori asimilasi kognisi, Putman dan Peterson menegaskan bahwa pengetahuan adalah struktur kognitif dari seseorang (knowledge is the cognitive structure of the individual). Selanjutnya Goldsmith, Johnson dan Alton menambahkan bahwa untuk dapat dikatakan “mengetahui” suatu bidang (pengetahuan) adalah seseorang dapat memahami hubungan antara konsep-konsep pokok dan penting di dalamnya. Pengetahuan tentang hubungan itu disebut “pengetahuan yang terstruktur” (structural knowledge)
Dalam teori ini ditemukan bahwa makna dari beberapa konsep itu akan mudah dipahami denagn melihat hubungan atau ketertarikan antara satu konsep denagn konsep yang lain, dan belajar efektif (bermakna) akan terjadi apabila pengetahuan yang baru itu dikaitkan /dihubungkan dengan konsep-konsep dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh pengajar. Oleh karena itu, sub-sumption terjadi apabila pembelajar dapat mengkaitkan pengetahuan yang baru dan spesifik kepada konsep yang lebih general dan lebih tinggi (golongan, kategori) tingkatannya dalam struktur pengetahuan mereka yang telah ada.
Berkaitan dengan mendesain bahan ajar, tekhnik Concept Map ini memberikan sejumlah keuntungan. Pertama, sesuai dengan tabiatnya, ia akan memberikan visualisasi konsep-konsep utama dan pendukung yang telah terstruktur di dalam otak guru ke dalam kertas yang dapat dilihat secara empiris. Perpresentasi yang ada di atas kertas (baca:peta konsep) adalah satu gambar yang utuh yang saling berhubungan antara satu konsep/topic/materi dengan konsep/topic/materi yang lain. Kedua, gambar konsep-konsep menunjukkan bentuk hubungan antara satu dengan yang lain; mungkin linier, vertikal, satu arah, dua arah atau dua arah yang bertolak belakang, mungkin garis tidak putus yang menunjukkan hubungan intensif atau garis terputus-putus yang menunjukkan hubungan yang jarang. Ketiga, Concept map memberikan bunyi hubungan dinyatakan dengan kata-kata yang menjelaskan bentuk-bentuk hubungan antara satu konsep denagn konsep yang lain baik itu utama atau pendukung.

http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/05/05/karakteristik-peta-konsep/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar